Pada tanggal 21 Agustus 2013,
sebenarnya saya tidak ikut kegiatan OSKM dikarenakan sakit, jadi sebenarnya
saya juga kurang tahu apa saja yang telah dilakukan selama OSKM tanggal 21
tersebut, akan tetapi salah satu teman saya yang bernama Faiz memberitahu saya
sedikit tentang kegiatan mereka dan juga K3, dia bilang K3 yaitu Krisis,
Kreatif, dan Konstruktif. Nah saya lumayan mendapat bayangan tentang tugas ini,
jadi saya berusaha sebisa saya, meski karna kurang mungkin kalau misal ada yang
bersedia menjelaskan pada saya secara jelas dan rinci tentang K3, akan tetapi
saya berusaha untuk mencerna dan mengira-ngira isi dari materi yang telah
disampaikan kemarin, meski sebenarnya saya pun tidak yakin, tapi dengan
membaca-baca materi dari google saya lumayan mendapat bayangan yang cukup
jelas.
Semua mahasiswa seharusnya menerapkan
K3 dalam kehidupannya. Krisis, kreatif dan konstruktif adalah aspek-aspek yang
dibutuhkan dalam membangun bangsa Indonesia. Kritis berarti dapat berfikir dan
menemukan hal-hal yang tidak semua orang dapat sadari, serta memiliki tingkat
analisa yang tajam. Banyak hal yang didasarkan atas analisa, bahkan sampai
hal-hal kecil sekalipun. Tanpa berpikir kritis, perguruan tinggi lebih
merupakan latihan ketahanan daripada pendidikan. Pernyataan ini mengandung
makna bahwa pengembangan keterampilan berpikir kritis merupakan suatu keharusan
bagi setiap perguruan tinggi, tidak terkecuali perguruan tinggi yang mendidik
calon guru. Perguruan tinggi keguruan bahkan perlu didesain untuk menolong
mahasiswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Kreatif secara umum
berarti dapat berfikir lain dari yang lain, semacam menciptakan sesuatu
berdasarkan pikiran diri sendiri. Biasanya
seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa
terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang
keahliannya. Kretaivitas memang
tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul
memerlukan kokdisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan
sendiri potensinya. Keterampilan
berpikir kreatif, yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya
untuk menghasilkan suatu ide yang baru, konstruktif, dan baik, berdasarkan
konsep-konsep rasional, persepsi, dan intuisi individu. Berpikir kreatif
melibatkan rasio dan intuisi. Dengan saran berpikir rasional dan imajinatif,
kita dapat mengembangkan kapasitas untuk mengenal pola-pola baru dan
prinsip-prinsip baru, menyatukan fenomena yang berbeda-beda, dan
menyederhanakan situasi yang kompleks. Konstruktif tentu memiliki arti
membangun, baik itu membangun pola pikir, sifat dan hal-hal lain. Berpikir kritis
adalah kemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian terhadap berbagai
pernyataan dan mengambilan keputusan, yang didasarkan pada alasan dan fakta
yang memiliki dukungan yang baik, bukan berdasarkan emosi atau anekdot.
Berpikir kritis mencakup kemampuan
untuk bersikap kreatif dan konstruktif, kemampuan melontarkan berbagai
penjelasan alternatif terhadap kejadian-kejadian yang ada, memikirkan dampak
dari hasil penelitian yang diperoleh, dan mengaplikasikan pengetahuan baru ke
berbagai masalah sosial maupun pribadi. Ciri-ciri anak kritis yaitu memiliki
kemampuan berkomunikasi, memiliki kepercayaan diri tinggi, memilki kemampuan
bahasa dan rasa yang baik.
Konstruktif digunakan untuk membuat
sesuatu menjadi lebih baik. Jika kita melatih seseorang untuk menghindari
kesalahan dalam berpikir, apakah orang tersebut akan menjadi pemikir yang baik?
Sama sekali tidak. Jika kita melatih seorang pengendara mobil untuk menghindar
dari kesalahan waktu mengendarai, apakah orang tersebut akan menjadi seorang
pengendara yang baik? Belum tentu. Orang tersebut bisa saja hanya menaruh
mobilnya di garasi untuk menghindari kemungkinan melakukan kesalahan.
Menghindari kesalahan dalam mengendarai mobil akan bermanfaat jika mobil itu
seclang bergerak. Sama dengan ltu, berpikir kritis hanya berharga jika kita
juga memiliki cara berpikir yang konstruktif dan kreatif. Tidak ada gunanya
memegang kendali jlka kudanya tidak ada.Nah ketiga hal ini harus kita
kembangkan dan dijadikan tiang yang kokoh untuk memajukan Indonesia dan menjadikan
Indonesia negara yang maju, para mahasiswa kan merupakan calon-calon
bibit-bibit penerus bangsa, apabila sifat mereka jelek bagaimana indonesia mau
maju? Dan juga pola pikir itu adalah hal yang sangat penting yang harus
digunakan untuk membangun bangsa ini, apabila pola pikirnya biasa, tidak
terlalu memikirkan resiko serta banyak hal lainnya, jelas saja Indonesia pasti
gitu-gitu aja atau kemajuannya akan sangat lambat, seperti yang kita tahu
Indonesia sudah 68 tahun merdeka, akan tetapi ada yang bilang bahwa Indonesia
belum sepenuhnya merdeka, karena masih banyak hal-hal yang rasanya belum bebas,
seperti hak-hak yang seharusnya diberikan tapi tidak, ketidakadilan,
kemiskinan, dan lain-lain. Nah untuk membangun bangsa dengan sebaik mungkin
pun, tidak hanya cukup satu dua orang yang membangun, tapi kita membutuhkan
banyak, kalau bisa semua orang di Indonesia harus turut membangun Indonesia,
akan tetapi karena keegoisan dan ketidak pedulian, maka sulit untuk
mengumpulkan orang yang banyak untuk membuat Indonesia maju. Padahal toh pada
akhirnya juga kan nanti kalau Indonesia maju para penduduknya juga diuntungkan,
bukan hanya yang membuat majunya saja. Maka dari itu kenapa tidak? Tapi mungkin
untuk saat ini yang paling bisa memberikan pengaruh adalah anak-anak muda yang
nantinya di masa depan dapat bisa merubah Indonesia dan memajukannya karna
semuanya UNTUK INDONESIA !
Nama :
Dhiyaulhaq Azmi
NIM :
16013130
No comments:
Post a Comment