Hari Jumat ini adalah hari hampir
terakhir OSKM ITB 2013, hari ini kami disuruh kumpul pagi-pagi sekali, jam 5.50
seperti saat hari pertama, hampir saja saya telat. Setelah sampai, saya melihat
rombongan anak-anak beralmamater dan saya ikut ke barisan untuk mobilisasi ke
lapangan saraga. Disana kami disuruh berkumpul dengan kelompok kami. Lalu
setelah itu acara pertama dimulai, kami disuruh menutup mata dan telinga, saat
komando dibuka diberikan, kemudian mereka menyuruh kami yang fisiknya lemah
supaya keluar dari barisan, saya sedikit bingung maksudnya fisiknya lemah
seperti apa, yang di pikiran saya mungkin yang sakit dan tidak kuat, tapi
kemudian saat yang di atas panggung meneriakan “kalian jangan sok kuat”
kemudian para cewek di kelompok saya keluar barisan semua kecuali saya... Saya
jadi cukup takut juga, awalnya saya kira mau di push up, lalu komando diberikan
kembali, kami disuruh untuk mengecek apakah kami membawa spek-spek kami atau
tidak. Kemudian mereka tiba-tiba meneriakan spek-spek yang aneh yang jelas saja
kami tidak disuruh membawa spek seperti itu, misal : Nastar (mungkin yang masih
suasana lebaran pada bawa), Helm SNI (yang saya cukup heran orang yang membawa
ini pasti sangat eyecatching karna
ini bukan barang yang berukuran kecil), spion (spek yang akhirnya benar-benar
memperlihatkan bahwa ini hanya sekedar tipuan), foto keluarga, dll. Ya saat
diteriaki siapa yang bawa spion ya jelas saja saya sangat heran, kalau helm
mungkin yaa masih bisa masuk logika lah dilihat dari fungsinya, tapi kalau
spion, kenapa ngga bawa kaca biasa saja.. Nah akhirnya mereka membongkar
marah-marah mereka yang hanya bertujuan untuk memancing emosi kami, lalu mereka
menyuruh kami untuk menari.... Bisa dibilang kalau gerakan menari kali ini
aneh-aneh, tapi berhubung mungkin itu gabungan dari tiap gerakan unik dari
beberapa tarian yang pernah ditayangkan di tv, jadi ya..... Penggabungan yang
aneh..... Tapi lucu sih haha... Setelah selesai kami disuruh berkumpul dan membentuk
tulisan #UNTUK INDONESIA supaya bisa di foto dan di share, di post di Instagram
dll :D
Akhirnya kegiatan di Saraga selesai,
dan kami mobilisasi ke gedung Sabuga, disana kami dijelaskan tentang K3L yaitu
keamanan, kesehatan, dan keselamatan lingkungan. Padahal masih pagi tapi entah
kenapa saya sangat mengantuk, mungkin karena habis dijemur lama tadi... Nah pas
acara selanjutnya, yaitu pengenalan unit saya langsung cenghar lagi (Indonya apa saya lupa ._. ) Karena saya cukup kepo
juga, ya jelas semuanya pasti kepo sih, di ITB itu ada unit apa aja sihh gitu..
Sayangnya berhubung saya duduk di bawah dan menempati kursi baris ke 3 dari
belakang jadi saya tidak bisa melihat apa-apa K saya hanya
bisa mendengar apa yang MC bicarakan, dan slide-slide nya. Waktu menunjukan
pukul 11 karena hari ini hari jumat, maka yang cowoknya jelas harus Jumatan
(bagi umat muslim tentunya) jadi kami break solat + makan siang. Setelah itu
kami kembali lagi ke gedung dan seminar dimulai.
Seminar kali ini di moderatori oleh
Miss Indonesia 2011 yang dulunya anak ITB juga. Dan narasumber kali ini 4 orang
yang membahas 4 topik berbeda.
Seminar pertama dari Pak Gita
Wiryawan yang merupakan menteri perdagangan Indonesia. Beliau berkata “If you
want it, you’ll get it. It depends on How much you want it. ” Isi dari seminar
yang ia bicarakan adalah tentang cara memajukan Indonesia. Pemimpin dahulu
sudah jelas pandangannya tentang Indonesia itu mau kemana, setiap pemimpin
harus punya bungkusan, yang isinya adalah unsur demokrasi, kental dengan
pemerataan dan pluralisme. Pluralisme itu sangat penting supaya Indonesia bisa
maju. Pluralisme kali ini berbicara tentang memajukan potensi daerah. Lalu ada
4 cerminan yang harus diperhatikan juga, yaitu : kemahiran teknologi,
kesinambungan demokrasi, kekayaan budaya, dan kemajuan ekonomi. Akan tetapi,
untuk melakukan hal-hal ini tentu selalu ada tantangan, salah satu tantangan
yang paling berat adalah meningkatkan produktivitas kerja. Beliau berkata bahwa
Indonesia harus meningkatkan produktivitas kerja masyarakatnya sampai kurang
lebih 60%. Beliau pun berusaha untuk mencari solusi dari tantangan ini, yaitu
dengan meningkatkan penanaman modal, industrialisasi, dan multiplikasi. Kita
akan keluar dari cengkraman bila bisa berpluralisme, dan supaya Indonesia bisa
menjadi bangsa yang makin besar. Nah mahasiswa pun harus bisa membantu
mewujudkan Indonesia maju, karena mereka adalah produk pendidikan, dan produk
pendidikan adalah senjata untuk bersaing. Kita sebagai mahasiswa harus melek
teknologi dan peka terhadap budaya. Hal ini dapat dilakukan dengan persatuan. Begitulah
paparan dari beliau.
Narasumber kedua yaitu dari anggota
wanadri. Mereka menjelaskan tentang keindahan Indonesia, betapa kaya dan
luasnya Indonesia, betapa hebatnya, dan betapa Indonesia itu unik dan berbeda
dari negara-negara lain. Akan tetapi, ada yang dapat merusak keindahan ini,
yaitu bencana. Nah karena itu kita harus cinta tanah air! Sadar diri, sadar
lingkungan, sadar tujuan ! Itulah motto mereka.
Seminar ketiga kali ini membahas tentang
Integritas dan Kompetensi Pemuda untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa.
Integritas dan kompetensi ini harus punya pengetahuan (logika) serta perasaaan
(empati) apabila salah satu tidak ada, misal kita berfikir berdasarkan logika
tanpa empati, maka hasilnya adalah sebuah keegoisan, dan pada akhirnya hanya
berusaha untuk berjuang demi kepentingan diri sendiri tanpa memikirkan orang
lain. Nah disini adalah tentang bagaimana membuat logika dan empati itu terus
berhubungan, dan ini berhubungan dengan masalah ekonomi. Apabila berfikir
tentang ekonomi berdasarkan logika dan tanpa empati, maka hasilnya adalah
ekonomi yan tidak manusiawi. Ada beberapa solusi untuk menjadi manusiawi,
diantaranya : Pelurusan visi pembangunan, perubahan paradigma Investasi, dan
pembatasan pertumbuhan usaha. Paradigma Investasi ini membutuhkan keungan,
teknologi, dan manajemen dan tentunya empati supaya komunitas lokal tidak
menjadi miskin, dan kesejahteraan lokal tetap terjamin.
Seminar terakhir ini tentang riset
yang dilakukan oleh seorang alumni ITB dari jurusan elektro, beliau berusaha
untuk memajukan Indonesia dengan riset-riset serta hal-hal yang dia coba.
Beberapa riset yang pernah dia lakukan adalah tentang Indie polaroid,
animetronik, dan saat ini dia sedang berusaha untuk melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan angkot day. Disini ia seperti semacam aktivis sosial yang
berusaha untuk mengurangi kemacetan di Kota Bandung ini.
Nah setelah selesai, ternyata waktu
sudah menunjukan pukul 7, maka kami dimobilisasi kembali dan akhirnya pulang..
No comments:
Post a Comment